Kamis, 16 November 2023
Sabtu, 01 Juli 2023
Empat Injil dalam Bahasa dan Aksara Batak Toba
Injil Markus
Injil Markus adalah salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru Alkitab Kristen. Injil ini ditulis oleh Markus, seorang pengikut Yesus Kristus dan juga seorang sahabat dekat Petrus. Injil Markus menyoroti pelayanan Yesus sebagai Mesias serta penderitaan-Nya dan pengorbanan-Nya. Markus menggambarkan Yesus sebagai seorang juru selamat yang kuat dan penuh kuasa, tetapi juga menekankan bahwa penderitaan dan kematian-Nya adalah bagian penting dari rencana penyelamatan Tuhan. Injil Markus tersedia dalam bahasa dan aksara Batak Toba. Injil ini diterbitkan oleh Nederlandsch Bijbelgenootschap di Amsterdam pada 1867. Unduh berkasnya di sini.
Injil Matius
Injil Matius adalah salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru Alkitab Kristen. Injil ini ditulis oleh Matius, salah seorang dari dua belas murid Yesus Kristus. Injil Matius memiliki fokus yang kuat pada aspek pengajaran Yesus. Injil ini berisi sejumlah besar ajaran dan perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada pengikut-Nya. Selain itu, Injil Matius juga berisi berbagai peristiwa penting dalam kehidupan Yesus, seperti kelahiran-Nya, khotbah di bukit, mukjizat-mukjizat, peristiwa penyaliban, dan kebangkitan-Nya. Injil Matius tersedia dalam bahasa dan aksara Batak Toba. Injil ini diterbitkan oleh Nederlandsch Bijbelgenootschap di Amsterdam pada 1867. Unduh berkasnya di sini.
Injil Lukas
Injil Lukas adalah salah satu dari empat Injil yang terdapat dalam Perjanjian Baru Alkitab Kristen. Injil ini ditulis oleh Lukas, seorang pengikut Yesus dan rekan rasul Paulus. Injil Lukas ditulis untuk memberikan narasi terperinci tentang hidup, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Injil Lukas dalam bahasa dan aksara Batak Toba ini diterbitkan di Amsterdam pada 1859 oleh Nederlandsch Bijbelgenootschap. Unduh berkasnya di sini.
Injil Yohanes
Injil Yohanes adalah salah satu dari empat Injil Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Injil ini ditulis oleh Rasul Yohanes, salah satu murid Yesus. Injil Yohanes memiliki gaya penulisan bercerita yang unik dan menonjolkan ajaran-ajaran ketuhanan yang mendalam. Dalam hal gaya penyampaian dan isi, Injil Yohanes berbeda dengan tiga injil lainnya, yakni Matius, Markus, dan Lukas yang sering disebut sebagai Injil Sinoptik. Injil ini berfokus pada pengajaran Yesus sebagai Anak Allah yang kekal dan penebus dosa umat manusia. Dalam Injil Yohanes, penekanan diberikan pada kehidupan dan ajaran Yesus, serta tanda-tanda mukjizat yang Ia lakukan untuk memperkuat kepercayaan kepada keilahian-Nya. Injil Yohanes dalam bahasa dan aksara Batak Toba berikut diterbitkan di Amsterdam pada 1859. Unduh berkasnya di sini.
Written 02.37 by Adien Gunarta
No commentsSabtu, 24 Juni 2023
Fontasi Gratis Alternatif Times New Roman
Nama Times New Roman sangatlah kondang. Ia adalah fontasi yang banyak digunakan di beragam keperluan, khususnya percetakan buku, majalah, atau koran. Di Indonesia, karya tulis ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis dan disertasi diwajibkan oleh banyak perguruan tinggi untuk ditulis dalam fontasi Times New Roman. Hal ini mungkin membuat sebagian orang jenuh, terutama dari segi estetis, bukan karena fontasi Times New Roman memiliki mutu teknis yang buruk, melainkan karena sudah terlampau terpaut dengan dunia akademik dengan pemakaian yang berulang-ulang.
Jika Anda memiliki keperluan menyetak buku atau poster dan ingin menggunakan fontasi sejenis Times New Roman, tetapi bukan Times New Roman, berikut beberapa alternatif fontasi gratis yang mungkin bisa Anda coba bahkan untuk keperluan komersial.
Garamond

Versi gratis: EB Garamond
Keluarga fontasi: 10 ragam
Unduh di halaman Google Fonts.
Baskerville
Fontasi Baskerville merupakan salah satu jenis huruf yang memiliki desain klasik dengan keterbacaan yang tinggi. Nama fontasi diambil dari nama pembuatnya, yaitu John Baskerville, seorang desainer huruf berkebangsaan Inggris abad ke-18.

Keluarga fontasi: 3 ragam
Unduh di halaman Google Fonts.
Caslon
Caslon adalah salah satu fontasi berkait klasik lainnya. Ia dikenal melalui slogan yang beredar luas di antara ahli cetak: “When in Doubt, Use Caslon” atau dalam bahasa Indonesia “Ketika Ragu-ragu, Gunakanlah Caslon”. Diciptakan oleh William Caslon pada abad ke-18, fontasi ini terbilang sukses karena diterapkan dalam banyak karya cetak pada masa itu. Salah satu yang paling dikenal adalah versi cetak dari Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.
Keluarga fontasi: 3 ragam
Unduh di halaman Google Fonts.
Pilihan Kontemporer
Alegreya
Alegreya adalah sebuah fontasi berkait yang enak dibaca dan berfungsi baik untuk beragam keperluan. Dikembangkan oleh desainer Juan Pablo del Peral pada 2011, fontasi ini memiliki keunikan dalam menggabungkan unsur-unsur konvensional dan eksperimental, sehingga menciptakan tampilan yang terkesan klasik dan modern secara bersamaan. Pendekatan yang digunakan fontasi Alegreya berbeda dengan fontasi-fontasi klasik layaknya Garamond atau Baskerville yang berkutat pada pakem dan tradisi. Fontasi Alegreya tidak bermaksud membelakangi tradisi, melainkan mengawinkannya dengan eksplorasi modern yang terkesan lebih santai dan menyenangkan.
Unduh di halaman Google Fonts.
Roboto Serif
Roboto Serif adalah salah satu fontasi yang populer dan banyak digunakan dalam desain grafis dan tata letak modern. Font ini dikembangkan oleh Greg Gazdowicz dari Commercial Type sebagai bagian dari keluarga fontasi Roboto yang lebih besar. Roboto Serif memiliki kesan yang bersih, canggih, dan profesional, membuatnya cocok untuk berbagai keperluan desain masa kini.
Ketika digunakan dalam desain web, Roboto Serif juga memiliki keunggulan
dalam hal kejelasan pada tampilan layar. Font ini dioptimalkan untuk
tampil dengan baik di berbagai resolusi dan perangkat, memberikan
pengalaman membaca yang nyaman bagi pengguna. Gabungan mutu kejelasan,
gaya modern, dan fleksibilitas membuatnya cocok untuk berbagai keperluan
desain Anda.
Unduh di halaman Google Fonts.
Gupter
Gupter adalah sebuah fontasi rancangan Octavio Pardo yang menarik perhatian dengan desainnya yang unik dan modern. Fitur utama dari Gupter adalah inspirasi langsung dari Times New Roman, namun dibangun dalam proporsi yang ramping, sehingga bisa memuat lebih banyak teks untuk suatu ruang yang sama. Walaupun demikian, hal ini mungkin hanya cocok untuk keperluan tulisan yang lebih besar, seperti judul atau subjudul. Ketika diterapkan untuk keperluan teks yang panjang seperti paparan buku, mata pembaca mungkin akan lelah sebab harus bekerja lebih keras mengidentifikasi setiap hurufnya
Unduh di halaman Google Fonts.
Merriweather
Jika Anda mencari sebuah fontasi yang memadukan keanggunan klasik dan kejelasan modern, Merriweather mungkin adalah jawabannya. Dirancang oleh Eben Sorkin, fontasi ini memancarkan pesona yang elegan dan memberikan kesan yang hangat serta ramah bagi para pembacanya.
Unduh di halaman Google Fonts.
Gentium
Gentium dirancang oleh Victor Gaultney dari SIL International dengan menyeimbangkan kepentingan praktis dan estetis. Fontasi ini terbilang memiliki tinggi-x yang besar, sehingga mampu dibaca dengan lebih mudah dan nyaman. Rancangannya terinspirasi dari desain-desain yang humanis dengan sedikit sentuhan kaligrafis. Hal ini membuatnya tampak lembut dan akrab bagi mata yang melihatnya.
Keluarga fontasi: 4 ragam
Unduh di halaman Google Fonts.
Catatan
Contoh-contoh tulisan dalam artikel ini menggunakan petikan-petikan Gurindam Dua Belas Raja Ali Haji.
Written 08.40 by Adien Gunarta
No commentsSabtu, 13 Mei 2023
Aksara Nusantara di Sinema Indonesia
Aksara-aksara Nusantara mulai mendapatkan panggung dalam sinema tanah air. Mulai banyak film dalam negeri menampilkan aksara-aksara Nusantara dalam adegan mereka untuk mendukung tata artistik ataupun materi desain grafis yang diedarkan untuk keperluan promosi. Film yang menampilkan aksara Nusantara umumnya terbagi dua, yakni film yang merekontruksi sejarah masa lalu, seperti biopik, dan film masa kini/film yang waktunya tidak terlalu dijelaskan tetapi memerlukan aksen aksara Nusantara sebagai penguat penokohan, konteks penceritaan, atau sekedar keputusan tata artistik.
Pembuatan film sejarah umumnya memang harus sadar bahwa keadaan lanskap bahasa-aksara pada zaman dahulu tidaklah sama dengan zaman kini dan suatu tempat tidaklah sama dengan suatu tempat yang lain. Susur waktu sederhana yang bisa dijadikan sebagai pegangan sebagaimana yang dituturkan dalam buku-buku sejarah umum mencakup:
- Zaman Nirleka (tanpa aksara)
- Zaman Hindu-Buddha (aksara Pallawa dan Kawi)
- Zaman Peralihan dan Islamisasi (aksara Nusantara, Jawi-Pegon)
- Zaman Penjajahan Belanda (aksara Latin, Jawi-Pegon, Nusantara)
- Zaman Penjajahan Jepang (aksara Latin, Jawi-Pegon, Nusantara, Jepang)
- Zaman Indonesia (aksara Latin, sedikit Jawi-Pegon dan Nusantara)
Sebagai contoh, film berlatar wilayah Jawa pada abad ke-19 bisa menampilkan aksara Jawa untuk bahasa Jawa, aksara Latin untuk bahasa Belanda/Melayu, dan aksara Jawi untuk Melayu, sedangkan aksara Pegon untuk bahasa Jawa bisa ditampilkan ketika menggambarkan lingkungan pesantren. Hal tersebut termasuk padu padan yang lumrah pada waktu tersebut. Di lain sisi contoh yang kurang sesuai misalnya, menampilkan aksara Sunda Baku untuk film berlatar tahun 1940-an adalah keputusan yang kurang tepat, karena aksara Sunda Baku baru disahkan pada 1990-an dan penggunaanya mulai digencarkan setelah itu. Detail-detail seperti itu harus diperhatikan ketika menyusun sebuah film sejarah. Bahkan, pada penggarapan yang lebih cermat, gaya tulisan (seperti gaya huruf pada fontasi) juga dipertimbangankan matang-matang.
Film yang menampilkan latar masa kini atau waktunya tidak dijelaskan juga dapat menampilkan aksara Nusantara. Perlu diketahui, alasan-alasan dimunculkannya aksara Nusantara pada film-film tersebut tidak selalu memerlukan basis sejarah yang kuat, mengingat dunia yang diceritakan dalam film-film ini ialah rekaan fiksi; sesederhana ingin memberi aksen pada tata artistik sudah cukup bisa menjadi alasan yang masuk akal untuk menambahkan aksara Nusantara. Alasan lainnya, aksara Nusantara biasa digunakan untuk memperkuat konteks budaya tertentu, misalkan menampilkan aksara Lontara pada latar budaya Sulawesi Selatan. Film-film horor yang mengisahkan ilmu hitam tradisional juga sering dihiasi aksara Nusantara. Dalam hal ini, penggunaan aksara Nusantara menjadi agak problematis. Hal tersebut memberikan kesan buruk terhadap penggunaan aksara Nusantara, karena aksara yang sudah terancam punah itu malah dikait-kaitkan dengan dunia perdukunan, klenik, dan setan. Sebagai contoh, pada tahun 2018, sinetron Kun Fayakun episode 47 menampilkan tulisan beraksara Bali pada tubuh seseorang sebagai rajah yang dibuat oleh iblis. Hal tersebut sangatlah tidak sensitif. Supaya yang demikian itu tidak terulang, sebaiknya aksara-aksara yang digunakan dalam hal ini ialah aksara imajinatif yang dibuat secara khusus sehingga tidak menyinggung kebudayaan tertentu.
Sang Pencerah (2010)
Film biopik tentang tokoh pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan, bertabur aksara non-Latin, khususnya aksara Pegon dan aksara Jawa. Hal ini sesuai dengan latar waktu yang kala itu memang menggunakan tiga aksara sekaligus, yakni Latin, Jawa dan Pegon. Sorotan lebih besar yang diberikan kepada aksara Pegon juga sesuai dengan film yang menceritakan santri dan lingkungan keagamaan Islam.
Kartini (2017)
Ibu kandung dari Kartini, Ngasirah, mengajarkan aksara Jawa kepada Kartini untuk menulis kata “Trinil”, nama kecil Kartini. Akan tetapi, penggunaan aksara Latin untuk membantu pembacaan aksara Jawa di sini mungkin tidak diperlukan, selain karena penulisannya jadi tumpang tindih, pembacaannya juga sudah cukup dilisankan saja.
Parakang (2017)
Film horor ini mengangkat mitos manusia jadi-jadian/siluman populer di masyarakat Sulawesi, yaitu Parakang. Film ini tergolong unik karena sejauh pengamatan, tidak ada kemunculan aksara Lontara sebagai pelengkap tata artistik film (dibubuhkan langsung pada benda tertentu), melainkan ditambahkan kemudian pada sari kata (subtitle) berbahasa Makassar dan keperluan grafis lainnya, seperti pada poster.
Yowis Ben (2018)
Film ini sebenarnya tidak memiliki adegan beraksara Jawa sama sekali (sejauh pengamatan yang dilakukan). Akan tetapi, film ini perlu dan layak untuk disebutkan karena memiliki sejumlah video musik di Youtube yang disertai dengan aksara Jawa. Musik-musik tersebut dipublikasikan pada tahun 2019, menyambut peluncuran Yowis Ben 2.
DreadOut (2019)
Film horor fantasi ini menampilkan aksara Sunda. Tulisan misterius beraksara Sunda tergambar pada permukaan lantai, mengelilingi suatu gambar ular memakan ekornya sendiri (ouroboros) yang menyimpul membentuk trikuetra. Selain itu, naskah-naskah kuno beraksara Sunda juga dapat ditemukan pada film ini.
Gundala (2019)
Salah satu tokoh antagonis, Ghani, masuk ke sebuah ruangan, pada lantainya tergambar aksara Jawa cukup besar. Tak hanya itu, di salah satu dindingnya juga terukir aksara Jawa. Di dinding tersebut, Ki Wilawuk kemudian bangkit dari kematiannya. Sayangnya, aksara Jawa modern yang ditampilkan dalam film ini disebut “Aksara Jawa Kuno”. Padahal aksara Jawa modern dan aksara Jawa Kuno memiliki perbedaan yang cukup besar, sehingga pembaca aksara Jawa tidak mampu membaca aksara Jawa Kuno tanpa mempelajarinya dengan seksama.
Perempuan Tanah Jahanam (2019)
Aksara Jawa muncul dalam film Perempuan Tanah Jahanam dalam wujud jimat berupa gulungan kertas kecil yang dimasukkan ke dalam sayatan paha. Adegan ini muncul di bagian awal dan akhir film, dan menjadi salah satu unsur penting yang membangun cerita.
Aksara Jawa digunakan pada plakat Losmen Bu Broto sepanjang film. Meskipun berukuran kecil, tetapi aksara Jawa yang digunakan ditulis dengan cukup benar. Orang yang tidak terbiasa dengan aturan aksara Jawa mungkin akan menggunakan taling tarung pada bagian “Broto”-nya. Plakat beraksara Jawa ini juga digunakan untuk keperluan publikasi, seperti poster film dan materi promosi digital.
Lara Ati (2022)
Film drama komedi ini menampilkan aksara Jawa ketika adegan tokoh utama menyanyikan sebuah lagu. Aksara Jawa ditampilkan sebagai sari kata dari lirik lagu berbahasa Jawa. Penyajian tipografinya memperlihatkan gerak yang luwes sehingga presentasi aksara Jawanya tampak lebih menarik.
Gatotkaca (2022)
Film adiwira Gatotkaca menampilkan aksara Jawa Kuno atau aksara Kawi yang terukir di medali Brajamusti. Medali ini mampu membuat Gatotkaca menjadi manusia super dengan berbagai kekuatan. Walaupun demikian, tidak disebutkan aksara tersebut sebagai aksara Kawi atau aksara Jawa Kuno, melainkan disebut hanya sebatas "aksara Jawa" saja. Hal itu sebenarnya lebih mengarah ke model aksara masa kini yang telah memiliki rupa yang cukup berbeda dari aksara Jawa Kuno alias aksara Kawi.
Sri Asih (2022)
Aksara Sunda muncul pada salah satu adegan ketika Kala dan Sri Asih mengumpulkan petunjuk. Rentetan angka-angka Sunda ini entah bagaimana bisa menunjukkan sebuah lokasi. Sayangnya, lambang-lambang angka dalam aksara Sunda ini secara keliru disebut sebagai “Aksara Jawa Kuno” dalam film ini, padahal keduanya merupakan aksara yang berlainan.
Kembang Api (2023)
Kata “Urip iku Urup” dalam aksara Latin dan aksara Jawa ditampilkan menghias sebuah bola kembang api yang akan diledakkan. Meski ditulis dengan benar, tetapi mungkin lebih baik jika setiap baris ditulis selesai, maksudnya, kata ‘urip’ di baris pertama diberi pangkon, sehingga kata ‘urip’ tidak salah dibaca ‘uripa’.Mantra Surugana (2023)
Film bergenre horor ini mengangkat kisah mistis Sunda. Aksara Sunda dalam film ini dimanfaatkan cukup mendalam untuk membangun keaslian tradisi ilmu hitam Sunda Kuno, sehingga film ini memiliki cukup banyak kemunculan aksara Sunda. Aksara Sunda muncul dalam bentuk sebuah naskah atau kitab kuno tulisan tangan yang mampu membangkitkan iblis. Selain itu, aksara Sunda juga dibubuhkan pada materi promosi film, seperti poster, spanduk, dan kaos.
____________________________
Daftar film di atas masihlah belum lengkap. Anda bisa membantu memberi tahu film lainnya lewat kolom komentar. Semoga semakin banyak film Indonesia yang memanfaatkan aksara Nusantara dalam pengembangan rancangan sinema mereka.
Written 10.23 by Adien Gunarta
No commentsSenin, 05 September 2022
25 Pepatah Sunda dengan Arti dan Aksara Sunda I
ᮃᮓᮒ᮪ ᮊᮊᮥᮛᮥᮀ ᮊᮥ ᮄᮌ.
Adat kakurung ku iga.
Perilaku terkurung oleh tulang rusuk.
— Kebiasaan seseorang sulit dihilangkan karena sudah menjadi bagian dari dirinya.
ᮃᮌᮥᮜ᮪ ᮊᮥ ᮕᮚᮥᮀ ᮘᮥᮒᮥᮒ᮪.
Agul ku payung butut.
Membanggakan payung jelek.
— Perilaku menyombongkan diri (karena keturunan bangsawan) padahal kehidupannya serba kekurangan.
ᮃᮝᮤ ᮞᮓᮕᮥᮛᮔ᮪ ᮒᮛ ᮜᮨᮙ᮪ᮕᮨᮀ ᮊᮘᮦᮂ.
Awi sadapuran tara lempeng kabéh.
Bambu-bambu yang serumpun tidak semuanya lurus.
— Walaupun sekeluarga, tiap anggotanya tidak akan memiliki harta dan penghidupan yang sama.
ᮃᮞ ᮊᮛᮌ᮪ ᮛᮌᮔ᮪ᮘᮦᮔ᮪ᮒᮀ ᮒᮤ ᮜᮍᮤᮒ᮪.
Asa karagragan béntang ti langit.
Seperti kejatuhan bintang dari langit.
— Merasa sangat bahagia karena mendapatkan suatu yang luar biasa.
ᮘᮔ᮪ᮓ ᮞᮞᮙ᮪ᮕᮤᮛᮔ᮪ ᮑᮝ ᮌᮌᮓᮥᮠᮔ᮪.
Banda sasampiran nyawa gagaduhan.
Harta benda sampiran, nyawa kepunyaan.
— Baik harta benda maupun nyawa adalah dalam kuasa Tuhan YME.
ᮘᮨᮔ᮪ᮒᮤᮊ᮪ ᮎᮥᮛᮥᮊ᮪ ᮘᮜᮞ᮪ ᮔᮥᮔ᮪ᮏᮥᮊ᮪.
Bentik curuk balas nunjuk.
Lentik telunjuk balas menunjuk.
— Seseorang yang suka memerintah, tetapi sebenarnya tidak bisa mengerjakan sendiri atau tidak ingin turut mengerjakan.
ᮎᮤᮊᮛᮎᮊ᮪ ᮔᮤᮀᮌᮀ ᮘᮒᮥ ᮜᮅᮔ᮪-ᮜᮅᮔ᮪ ᮏᮓᮤ ᮜᮨᮌᮧᮊ᮪.
Cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok.
Air menetes menghantam batu perlahan-lahan menjadi cekung juga.
— Usaha kecil yang dilakukan secara terus-menerus perlahan-lahan pasti akan membuahkan hasil.
ᮎᮥᮜ᮪ ᮓᮧᮌ᮪ᮓᮧᮌ᮪ ᮒᮤᮀᮌᮜ᮪ ᮄᮌᮨᮜ᮪.
Cul dogdog tinggal igel.
Mengabaikan genderang, tersisa tarian.
— Seseorang yang meninggalkan pekerjaan wajib untuk suatu yang remeh-temeh.
ᮓᮁᮙ ᮝᮝᮚᮍᮔ᮪ ᮘᮆ.
Darma wawayangan baé.
Hanya berperan sebagai wayang saja.
— Hidup hanya sekadar menjalankan saja, karena semua hal telah digariskan dan ditentukan oleh Tuhan YME.
ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮒᮩ ᮘᮩᮔᮀ ᮓᮤᮜᮨᮘᮥᮁ, ᮞᮌᮛ ᮒᮩ ᮘᮩᮔᮀ ᮓᮤᮛᮥᮊ᮪ᮞᮊ᮪, ᮘᮥᮚᮥᮒ᮪ ᮒᮩ ᮘᮩᮔᮀ ᮓᮤᮛᮨᮙ᮪ᮕᮊ᮪.
Gunung teu beunang dilebur, sagara teu beunang diruksak, buyut teu beunang dirempak.
Gunung tidak boleh dihancurkan, laut tidak boleh dirusak, leluhur tidak boleh dilanggar.
— Manusia harus menjaga kelestarian alam dan adat tradisi.
ᮠᮜᮧᮓᮧ ᮞᮒᮅᮔ᮪ ᮜᮔ᮪ᮒᮤᮞ᮪ ᮊᮥ ᮠᮥᮏᮔ᮪ ᮞᮕᮧᮆ.
Halodo sataun lantis ku hujan sapoé.
Kemarau setahun dihapus hujan sehari.
— Kebaikan yang telah lama dilakukan menjadi tidak berarti karena melakukan kejahatan sekali (atau sebaliknya).
ᮠᮦᮛᮀ ᮎᮄᮔ ᮘᮩᮔᮀ ᮜᮅᮊ᮪ᮔ.
Hérang caina beunang laukna.
Bening airnya dapat ikannya.
— Keberhasilan yang didapatkan tanpa menimbulkan kerugian bagi orang lain.
ᮊ ᮎᮄ ᮏᮓᮤ ᮞᮜᮩᮝᮤ ᮊ ᮓᮛᮒ᮪ ᮏᮓᮤ ᮞᮜᮨᮘᮊ᮪.
Ka cai jadi saleuwi ka darat jadi salebak.
Ke air jadi selubuk, ke darat jadi selebak.
— Kehidupan bersama atau bermasyarakat yang rukun dan kompak.
ᮊ ᮠᮛᮩᮕ᮪ ᮍᮜ ᮞᮏᮩᮏᮩᮂ, ᮊ ᮒᮥᮊᮀ ᮍᮜ ᮞᮏᮩᮀᮊᮜ᮪.
Ka hareup ngala sajeujeuh, ka tukang ngala sajeungkal.
Ke depan mengambil setelapak kaki, ke belakang mengambil sejengkal.
— Bersikap waspada dan hati-hati dalam mengambil keputusan.
ᮊᮥᮓᮥ ᮞᮩᮘᮩᮂ ᮙᮨᮙᮨᮂ ᮓᮠᮁ, ᮊᮥᮓᮥ ᮔᮨᮕᮤ ᮙᮨᮙᮨᮂ ᮄᮔ᮪ᮓᮤᮒ᮪.
Kudu seubeuh memeh dahar, kudu nepi memeh indit.
Harus kenyang sebelum makan, harus sampai sebelum pergi.
— Seseorang harus merencanakan matang-matang ke depan terlebih dahulu sebelum melaksanakan sesuatu.
ᮜᮙᮥᮔ᮪ ᮠᮨᮔ᮪ᮒᮩ ᮍᮊᮜ᮪ ᮙᮧᮃᮜ᮪ ᮍᮊᮩᮜ᮪.
Lamun henteu ngakal moal ngakeul.
Kalau tidak berpikir tidak akan menanak nasi.
— Jika tidak mau berpikir atau bekerja, maka tidak akan mendapatkan penghidupan.
ᮜᮙᮥᮔ᮪ ᮊᮨᮚᮨᮀ ᮒᮀᮒᮥ ᮕᮛᮨᮀ.
Lamun keyeng tangtu pareng.
Kalau sungguh-sungguh pasti dapat.
— Seseorang yang bersungguh-sungguh pasti akan mencapai yang diinginkannya.
ᮙᮀᮌᮤᮂ ᮜᮥᮃᮀ ᮒᮤᮔ ᮘᮥᮛᮀ.
Manggih luang tina burang.
Menemukan pengalaman dari ranjau bambu.
— Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru dari kejadian yang tidak menyenangkan.
ᮙᮥᮔ᮪ ᮊᮤᮛᮥᮂ ᮒᮤ ᮌᮤᮛᮀ ᮊᮧᮙᮧ ᮊ ᮠᮤᮜᮤᮁᮔ.
Mun kiruh ti girang komo ka hilirna.
Jika sudah keruh sejak di hulu, maka akan lebih keruh lagi di hilir.
— Jika pemimpin buruk, maka masyarakatnya akan lebih buruk lagi.
ᮔᮨᮃᮍᮔ᮪ ᮜᮥᮃᮀ ᮒᮤᮕᮕᮓ ᮅᮛᮀ.
Neangan luang tipapada urang.
Mencari pengalaman dari orang lain.
— Mendapatkan ilmu atau pengalaman dari orang lain.
ᮔᮤᮀᮌᮜ᮪ᮊᮩᮔ᮪ ᮠᮚᮙ᮪ ᮓᮥᮓᮥᮒᮔᮩᮔ᮪.
Ninggalkeun hayam dudutaneun.
Meninggalkan ayam yang sedang dicabuti bulunya.
— Gambaran orang yang meninggalkan pekerjaan yang tanggung, pekerjaan yang hampir selesai.
ᮕᮥᮕᮥᮜᮥᮁ ᮙᮨᮙᮨᮂ ᮙᮔ᮪ᮒᮥᮔ᮪.
Pupulur memeh mantun.
Upah sebelum selesai.
— Meminta gaji sebelum mengerjakan tugas.
ᮞᮒᮧ ᮘᮥᮞᮔ ᮓᮌᮤᮀ, ᮏᮜ᮪ᮙ ᮘᮥᮞᮔ ᮆᮜ᮪ᮙᮥ.
Sato busana daging, jalma busana élmu.
Hewan pakaiannya daging, manusia pakaiannya ilmu.
— Hewan dinilai dari dagingnya (raganya), sedangkan manusia dinilai dari pengetahuan yang dimilikinya (pikirannya).
ᮞᮤᮛᮩᮙ᮪ ᮇᮌᮦ ᮓᮤᮒᮤᮔ᮪ᮎᮊ᮪-ᮒᮤᮔ᮪ᮎᮊ᮪ ᮒᮩᮄᮀ ᮙᮂ ᮒᮀᮒᮥ ᮍᮦᮌᮦᮜ᮪.
Sireum ogé ditincak-tincak teuing mah tangtu ngégél.
Semut juga jika diinjak-injak pasti akan menggigit.
— Orang kecil atau minoritas yang dideskriminasi meskipun lemah pasti akan melawan juga.
ᮒᮩ ᮅᮀᮌᮥᮒ᮪ ᮊᮜᮤᮔ᮪ᮓᮥᮃᮔ᮪, ᮒᮩ ᮌᮨᮓᮌ᮪ ᮊᮃᮍᮤᮔᮔ᮪.
Teu unggut kalinduan, teu gedag kaanginan.
Tak goyah oleh gempa, tak bergerak oleh angin.
— Keyakinan dan keteguhan hati yang mantap, tidak dapat dipengaruhi siapa pun.
Catatan:
Aksara Sunda digital yang tertulis di sini mungkin memiliki masalah pengurutan aksara rarangkén panéléng (bunyi é) yang seharusnya berada di depan aksara ngalagena, bukan di belakangnya.
Written 22.21 by Adien Gunarta
No commentsRabu, 17 Agustus 2022
25 Pepatah Jawa dengan Arti dan Aksara Jawa IV
꧋ꦲꦭꦧꦼꦭꦺꦴꦧꦼꦕꦶꦏ꧀ꦗꦫꦤ꧀꧉ Ala belo becik jaran.
Jelek anak kuda bagus kuda dewasanya.
— Seseorang yang masih anak-anak terlihat jelek ketika dewasa mungkin saja akan terlihat rupawan. Banyak orang yang mulai terlihat cantik/tampan ketika sudah melewati masa puber.
꧋ꦲꦭꦶꦁꦲꦭꦶꦁꦒꦺꦴꦝꦺꦴꦁꦮꦫꦶꦔꦶꦤ꧀꧉ Aling-aling godhong waringin.
Bersembunyi di balik daun beringin.
— Seseorang yang berdalih atau menutupi sesuatu tetapi menggunakan alasan-alasan yang tidak meyakinkan atau tidak masuk akal.
꧋ꦲꦤꦱꦺꦛꦶꦛꦶꦏ꧀ꦢꦶꦢꦸꦩ꧀ꦱꦼꦛꦶꦛꦶꦏ꧀ꦲꦤꦲꦏꦺꦃꦢꦶꦢꦸꦩ꧀ꦲꦏꦺꦃ꧉ Ana sethithik didum sethithik, ana akèh didum akèh.
Ada sedikit dibagikan sedikit, ada banyak dibagikan banyak.
— Penggambaran kepemimpinan yang adil dan jujur dengan membagikan hasil sesuai dengan banyaknya hal yang didapatkan (tidak melakukan korupsi atau semacamnya).
꧋ꦕꦼꦧ꧀ꦭꦺꦴꦏ꧀ꦲꦭꦸ꧉ Ceblok alu.
Jatuh alu.
— Bekerja sama untuk suatu tujuan dengan cara berganti-gantian dalam bekerja.
꧋ꦢꦒꦁꦠꦸꦤꦲꦤ꧀ꦢꦸꦩ꧀ꦧꦛꦶ꧉ Dagang tuna andum bathi.
Berdagang rugi, membagikan laba.
— Seseorang yang tidak mementingkan keuntungan, melainkan mementingkan beramal dan berderma kepada orang banyak.
꧋ꦢꦺꦴꦚꦲꦺꦴꦫꦩꦸꦁꦱꦒꦺꦴꦝꦺꦴꦁꦏꦺꦭꦺꦴꦂ꧉ Donya ora mung sagodhong kélor.
Dunia tidak hanya seluas daun kelor.
— Dunia itu tidaklah sempit. Jangan berputus asa karena dunia memiliki banyak pilihan, banyak kesempatan, dan banyak harapan.
꧋ꦢꦸꦒꦁꦢꦼꦩꦁ꧈ꦲꦺꦱꦼꦩ꧀ꦩꦤ꧀ꦠꦿꦶ꧈ꦱꦼꦩꦸꦧꦸꦥꦠꦶ꧉ Dugang demang, èsem mantri, semu bupati.
Tendangan demang, senyuman mantri, raut wajah bupati.
— Semakin tinggi pangkat atau kedudukan seseorang, maka cara berkomunikasinya semakin terhormat dan semakin halus.
꧋ꦒꦒꦃꦏꦗꦶꦧꦃꦩꦶꦁꦏꦸꦃꦏꦠꦼꦩ꧀ꦥꦸꦃ꧉ ꧋ꦱꦒꦃꦏꦗꦶꦧꦃꦩꦶꦁꦏꦸꦃꦏꦠꦼꦩ꧀ꦥꦸꦃ꧉ Gagah/sagah kajibah mingkuh katempuh.
Karena kuat/menyanggupi terkena kewajiban, karena menghindar terkena tanggung jawab.
— Seseorang yang awalnya sudah menyanggupi mampu mengerjakan suatu pekerjaan harus menyelesaikan pekerjaan tersebut sampai tuntas.
꧋ꦒꦗꦃꦥꦼꦫꦁꦏꦫꦺꦴꦒꦗꦃ꧈ꦏꦚ꧀ꦕꦶꦭ꧀ꦩꦠꦶꦲꦶꦁꦠꦼꦔꦃ꧉ Gajah perang karo gajah, kancil mati ing tengah.
Gajah berperang dengan gajah, kancil mati di tengah.
— Ketika orang besar berseteru dengan orang besar lainnya untuk memperebutkan kekuasaan, pengaruh, atau wilayah, maka yang akan tertimpa musibah adalah rakyat kecil yang sebenarnya tidak punya urusan dengan perseteruan tersebut.
꧋ꦒꦶꦫꦶꦭꦸꦱꦶꦗꦤ꧀ꦩꦠꦤ꧀ꦏꦼꦤꦲꦶꦔꦶꦤ꧀ꦤ꧉ Giri lusi janma tan kena ingina.
Gunung, cacing, dan manusia tidak boleh dihina.
— Jangan menghina siapapun, baik yang terlihat seperti orang besar maupun yang terlihat seperti orang kecil.
꧋ꦒꦸꦪꦺꦴꦤ꧀ꦥꦫꦶꦏꦼꦤ꧉ Guyon parikena.
Candaan tetapi mengena.
— Candaan yang sebenarnya mengisyaratkan sindiran atau petuah yang bermanfaat.
꧋ꦏꦭꦃꦕꦕꦏ꧀ꦩꦼꦤꦁꦕꦕꦏ꧀꧉ Kalah cacak menang cacak.
Kalah dicoba menang dicoba.
— Setiap pekerjaan sebaiknya dicoba sebaik mungkin terlebih dahulu, tidak perlu terlalu khawatir hasil akhirnya akan menang atau kalah, untung atau rugi.
꧋ꦏꦪꦱꦸꦫꦸꦃ꧈ꦭꦸꦩꦃꦏꦸꦫꦼꦧ꧀ꦧꦺꦧꦺꦢ꧈ꦪꦺꦤ꧀ꦒꦶꦤꦼꦒꦼꦠ꧀ꦥꦝꦫꦱꦤꦺ꧉ Kaya suruh, lumah kurebé béda, yèn gineget padha rasané.
Seperti sirih, meski sisi bawah dan atasnya berbeda (warna), jika digigit rasanya sama saja.
— Walaupun satu dan lain hal tampak berbeda, namun pada hakikatnya adalah sama. Hal ini dapat diumpamakan juga dengan suami dan istri yang memiliki pola pikir berbeda, tetapi apapun yang terjadi di rumah tangga akan sama-sama dirasakan oleh kedua belah pihak.
꧋ꦭꦸꦮꦶꦃꦧꦼꦕꦶꦏ꧀ꦥꦒꦼꦂꦩꦁꦏꦺꦴꦏ꧀ꦠꦶꦤꦶꦩ꧀ꦧꦁꦥꦒꦼꦂꦠꦺꦩ꧀ꦧꦺꦴꦏ꧀꧉ Luwih becik pager mangkok tinimbang pager témbok.
Lebih baik pagar mangkuk daripada pagar tembok.
— Keamanan masyarakat akan terwujud dengan baik jika satu sama lain saling membantu dan bertetangga dengan rukun, bukan dengan meninggikan dan memperkokoh pagar rumah.
꧋ꦭꦸꦁꦭꦸꦔꦤ꧀ꦥꦸꦁꦒꦼꦭ꧀ꦏꦶꦢꦁꦥꦲꦸꦭ꧀꧉ Lung-lungan punggel kidang paul.
Tanaman merampat sudah putus kijangnya kembali.
— Sesuatu yang sudah berkurang biasanya akan berkurang lagi.
꧋ꦩꦠꦶꦱꦗꦿꦺꦴꦤꦶꦁꦲꦸꦫꦶꦥ꧀ꦲꦸꦫꦶꦥ꧀ꦱꦗꦿꦺꦴꦤꦶꦁꦥꦠꦶ꧉ Mati sajroning urip, urip sajroning pati.
Mati di dalam hidup, hidup di dalam mati.
— Ajaran untuk mengesampingkan keduniawian dan mengutamakan kepentingan yang bersifat rohani atau jiwa.
꧋ꦩꦺꦴꦩꦺꦴꦁ꧈ꦩꦺꦴꦩꦺꦴꦂ꧈ꦩꦺꦴꦩꦺꦴꦠ꧀꧉ Momong, momor, momot.
Mengasuh, bergaul, menampung.
— Tiga mutu kepemimpinan, yakni mampu mengasuh dan membimbing, mampu bergaul dengan masyarakat, dan mampu menampung segala masukan, keluh kesah, dan permasalahan yang dihadapi masyarakat.
꧋ꦔꦁꦱꦸꦧꦚꦸꦲꦶꦁꦏꦿꦚ꧀ꦗꦁ꧉ Ngangsu banyu ing kranjang.
Mengambil air menggunakan keranjang.
— Seseorang yang belajar tetapi ilmunya tidak dipraktikkan.
꧋ꦤꦿꦶꦩꦲꦶꦁꦥꦤ꧀ꦢꦸꦩ꧀꧉ Nrima ing pandum.
Menerima yang dibagikan.
— Menerima dengan lapang dada segala hal yang baik atau buruk, dalam ukuran yang banyak maupun sedikit, karena semua telah digariskan oleh Tuhan YME.
꧋ꦥꦸꦚ꧀ꦗꦸꦭ꧀ꦲꦶꦁꦲꦥꦥꦏ꧀ꦩꦿꦺꦴꦗꦺꦴꦭ꧀ꦲꦶꦁꦲꦏꦼꦉꦥ꧀꧉ Punjul ing apapak, mrojol ing akerep.
Menonjol di antara yang umum, keluar di antara yang sering.
— Seseorang yang luar biasa di antara kawanannya yang biasa saja.
꧋ꦠꦸꦤꦱꦠꦏ꧀ꦧꦛꦶꦱꦤꦏ꧀꧉ Tuna satak bathi sanak.
Kehilangan uang mendapatkan saudara.
— Walaupun keuntungan berkurang, tetapi mendapatkan saudara, kenalan, atau relasi. Misalnya mengeluarkan uang untuk menjamu seseorang kemudian orang tersebut menjadi relasi bisnis.
꧋ꦏꦼꦩꦿꦶꦱꦶꦏ꧀ꦠꦤ꧀ꦥꦏꦔꦶꦤ꧀ꦤꦤ꧀꧉ Kemrisik tanpa kanginan.
Gemerisik padahal tidak terkena angin.
— Seseorang yang selalu menonjolkan kebaikan diri, karena khawatir orang akan membicarakan keburukannya.
꧋ꦱꦼꦥꦶꦲꦶꦁꦥꦩꦿꦶꦃꦫꦩꦺꦲꦶꦁꦒꦮꦺ꧉ Sepi ing pamrih ramé ing gawé.
Sepi di pamrih ramai di kerja.
— Bekerja memberikan yang terbaik tanpa memikirkan imbalannya.
꧋ꦠꦺꦒꦭꦫꦤꦺ꧈ꦲꦺꦴꦫꦠꦺꦒꦥꦠꦶꦤꦺ꧉ Téga larané, ora téga patiné.
Tega sakitnya, tetapi tidak tega matinya.
— Dalam sebuah perseteruan, seseorang mungkin menginginkan lawannya merasakan keburukan atau kekalahan, tetapi sebenarnya tidak ingin lawannya tumpas atau benar-benar menderita karena masih memiliki rasa belas kasih dan persaudaraan.
꧋ꦮꦶꦠ꧀ꦠꦺꦲꦝꦏꦃꦮꦺꦴꦃꦲꦺꦲꦝꦶꦏꦶꦃ꧈ꦮꦶꦠ꧀ꦠꦺꦲꦝꦶꦏꦶꦃꦮꦺꦴꦃꦲꦺꦲꦝꦏꦃ꧉ Wité adhakah wohé adhikih, wité adhikih wohé adhakah.
Pohonnya besar buahnya kecil, pohonnya kecil buahnya besar.
— Seseorang tidak dapat dinilai dari apa yang terlihat saja. Mungkin saja seseorang yang terlihat dari luar memiliki sesuatu yang sedikit sebenarnya memiliki sesuatu yang banyak.
Written 00.25 by Adien Gunarta
No comments